Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
"Dari antara mereka ada yang berjanji kepada Allah : Sungguh apabila Dia ( Allah ) memberikan kepada kami akan anugerahNya, niscaya kami akan mendermakannya dan kami akan termasuk orang orang yang Shalih. Tetkala mereka telah diberi anugerahNya, mereka berlaku kikir terhadap pemberian itu dan mereka berpaling sedang mereka sama menentang".
Diriwayatkan bahwa Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu bersabda kepada siti Aisyah :
"Hai Aisyah, jangan engkau tidur Sehingga lebih dahulu mengerjakan empat perkara : yaitu : 1. Mengkhatamkan Al Our-an, 2. Menjadikan para nabi sebagai Penolongmu dihari Qiyamat, 3. Engkau jadikan para umat Islam rela kepadamu dan, 4. Mengerjakan ibadah Haji dan Umrah. Kemudian beliau 'alaihish shalaatu wassalaam mengerjakan shalat - dan saya ( Aisyah ) tetap ditempat tidur saya sehingga beliau selesai mengerjakan shalat, dan Aisyah berkata : Aduh hai yaa Rasuulsilaahi, telah engkau perintah aku untuk mengerjakan empat perkara yang aku tidak mampu mengerjakannya sekarang ini",
Rasulullaah shallailaahu ta'aalaa 'alaihi wa sallam tersenyum dan bersabda : "Apabila engkau membaca "Qul huwallaahu ahad" tiga kali seakan akan engkau telah mengkhatamkan Al Qur-an, apabila engkau membaca shalawat untuk saya dan untuk para nabi sebelum saya, sungguh kami telah menjadi penolongmu dihari Qiyamat, apabila engkau mohon ampun untuk semua orang yang beriman, maka semua telah rela kepadamu dan apabila engkau membaca - “Subhaanallah wal hamdu lillahi wa laa ilaaha illailaahu wallaahu akbar”, maka sungguh engkau telah menunaikan ibadah Haji dan Umrah. (Tafsir Haqqy).
- Diriwayatkan dari Abi Umamah Al Bahily radhiyallaahu 'anhu, bahwa sebab turunnya ayat tersebut ialah Tsa'labah bin Hathib Al Anshaary selalu tinggal dimasjid Rasulillaahi baik malam maupun siang. Dan sampai dahinya menebal seperti lutut onta karena terlatu banyak sujud. Pada suatu hari dia keluar dari masjid tanpa tetap sibuk dengan do'a dan shalat seperti biasanya.
Maka Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu bersabda kepadanya : “Mengapa engkau berbuat seperti perbuatan orang orang munafiq, tergesa gesa keluar ?”.
Kata Tsa'labah : "Wahai Rasulallaah, saya tergesa-gesa keluar karena saya hanya punya satu kain ini untuk saya dan untuk isteri saya, dan kain ini saya pakai untuk shalat sedang dia telanjang "dirumah, kemudian saya kembali kepadanya dan saya melepas kain ini dan dia memakainya dan dia shalat. Oleh karena itu, berdo'alah, agar Dia Allah memberi Rizki harta kepada saya".
Sabda Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu : "Hai Tsa' labah, sedikit yang engkau mau mensyukuri itu lebih baik dari pada banyak sedang engkau tidak kuat (menerimanya)”.
Kemudian Tsa'labah datang kedua kalinya dan berkara : ”Wahai Rasulullah, berdo'alah kepada Allah agar supaya Dia Allah memberi Rizki harta kepada saya !”.
Kata Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu : "Tidakkah ada padamu teladan yang bagus pada pribadi Rasulullah ?, demi Allah yang jiwa saya ditanganNya, kalau sekiranya saya menghendaki gunung gunung menjadi emas dan perak berjalan bersama saya, (menjadi milik saya) niscaya mereka menjadi emas dan perak berjalan bersama saya (dan/menjadi milik saya).
Tsa'labahpun datang kepada Nabi lagi serta berkata : “Wahai Rasulallah, berdo'alah engkau kepada Allah agar supaya Dia memberi rizki harta kepadaku: dan demi Allah Yang telah mengutus engkau menjadi nabi, kalau aku diberi Rizki oleh Allah ta'aala berupa harta, pasti akan aku berikan kepada siapa yang mempunyai hak (zakatnya)”.
Maka Nabi 'alaihish shalaatu wasalaamu berdo'a: "Yaa Allah berikanlah kepada Tsa' labah akan Rizki harta !",
Maka Tsa' labah mengambil / memelihara seekor kambing: dan kambing itu berkembang biak laksana berkembang biaknya ulat sehingga memenuhi kota Madinah. Dan Tsa'labah minggir dari kota Madinah dan turun / pergi kejurang, dan kambing pun terus berkembang biak laksana ulat, Semula dia selalu shalat bersama Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu baik shalat Zduhur maupun Ashar dan kemudian dia shalat dalam semua waktu di lingkungan kambing kambingnya. Kambing pun terus menjadi banyak dan berkembang biak sehingga dia terpaksa lebih jauh dari kota Madinah bersama sama kambing kambingnya dan dia hanya sempat menyaksikan / mengunjungi shalat Jum'at. Dan kambingpun terus bertambah menjadi banyak dan berkembang biak sehingga dia menjadi lebih jauh lagi dan tidak sempat lagi menyaksikan Jum'at maupun jama'ah. Apabila hari Jum'at dia keluar dan berjumpa dengan orang orang dia hanya bertanya tanya tentang berita saja.
Pada suatu hari Rasulullaah shallallaahu ta'alaa 'alaihi wasallama teringat kepadanya kemudian bertanya kepada para sahabat: "Apakah yang diperlakukan oleh Tsa'labah”.
Mereka menjawab : " Rasulallah, dia telah berternak kambing sehingga jurangpun tidak memadai".
Sabda Rasululullah : "Celaka Tsa'labah”.
Maka turun ayat shadagah / zakat.
Rasulullah mengutus dua orang laki laki untuk mengambil shadaqah dan di jumpai oleh orang orang dengan shadaqah mereka, sehingga sampailah keduanya kepada Tsa'labah, maka keduanya minta kepadanya dan membacakan surat Rasulullah yang didalamnya menerangkan hal hal yang fardhu. Dia tidak memberi bahkan berkata : : "Ini adalah hanya pajag atau yang semits' al",
Katanya pula : "Pulanglah kalian dan saya akan angan angan dan berfikir dahulu ”,
Ketika keduanya kembali dan menghadap Nabi 'alaihish Shalaatu wassalaamu, beliau Nabi bersabda sebelum mereka berkata apa apa : "Celaka Tsa' labah kedua kalinya",
Kemudian Allah menurunkan ayat taubat tersebut, sedang - disisi Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu ada seorang laki laki dari sanak kerabat Tsa'labah dan mendengarkan kata kata Rasulallah itu. Maka dia keluar dan datang kepada Tsa' labah serta berkata : "Celaka engkau hai Tsa'labah, sungguh Allah telah menurunkan ayat sehubungan dengan engkau demikian demikian"
Maka Tsa'labah keluar menghadap Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu dengan membawa shadaqah,
Nabi. 'alaihish shalaatu wassalaamu bersabda : "Sungguh Allah telah melarang saya menerima shadaqah dari kamu",
Maka dia menaburkan pasir dikepalanya. Dan Rasulullah bersabda :
"Ini adalah perbuatanmu sendiri yang sungguh engkau telah aku perintah tapi engkau tidak melaksanakan”, dan Rasuluilaah tetap enggang (tidak menerima).
Tsa'labah terus pergi kepada Abu Bakar radhiyallaahu anhu dengan membawa shadaqah dan berkata : "Terimalah shadaqah saya ini ",
Abu Bakar radhiyallaahu ' anhu enggan menerima dan berkata : ”Rasulullah shallallahu ta'aalaa “alaihi wa sallama saja tidak mau menerima apakah saya akan menerimanya ?".
Dia Abu Bakar tidak mau menerimanya. Kemudian Tsa'labah datang kepada Umar radhiyallaahu ' anhu dipemerintahannya dan berkata : "Terimalah shadaqah saya ini!”
Kata Umar : "Keduanya (Rasulullah dan Abu Bakar) tidak mau menerimanya, apakah saya akan menerimanya'?”. Dia Umar tetap tidak mau menerimanya. Tsa'labah terus mendatangi Utsman radhiyallaahu ta'aala 'anhu dengan membawa shadaqahnya dan berkata : "Terimalah shadaqah saya ini !”.
Kata Utsman : "Mereka (Rasulullah, Abu Bakar dan Umar) tidak mau menerimanya, apakah saya akan menerima ?” Utsman tetap tidak mau menerima.
Demikianlah sehingga Tsa'labah meninggal dunia pada masa khilafah Utsman radhiyallaahu 'anhu.
Semua siksa akibat ini adalah dari sebab sifat kikirnya, dan cintanya kepada harta kekayaan serta tidak mau memberikan zakat. Dan karena sesungguhnya menyalahi janji itu bisa menyebabkan seseorang menjadi munafiq bahkan menyalahi janjipun sudah merupakan sepertiga dari pada perbuatan munafiq.
Ini sebagai isarat bahwa sesungguhnya tanda orang orang munafiq itu ada tiga :
1). Apabila dia berbicara berdusta,
2). apabila dia berjanji menyalahi dan
3). apabila dia dipercaya berkhiyanat.
(Ibnu Kamal Pasya dan di Hayaatul Oulubi).
Telah diriwayatkan bahwa para sahabat sama bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallama :
Wahai Rasulallah, apabila engkau sudah berpulang kerahmatullah ( wafat ), maka permukaan bumi ( hidup ) ini lebih baik bagi kami atau dalam bumi (mati ) ?".
Rasulullah 'alaihish shalaatu wassalaamu bersabda : "Apabila orang orang yang memerintah kamu itu baik baik, orang orang kaya dari kalangan kamu itu sama dermawan dan urusan kamu itu dimusawarah diantara kamu, maka permukaan bumi ini lebih baik bagi kamu dari pada dalam bumi ( lebih baik hidup dari pada mati ).
Apabila yang memerintah kamu itu orang orang jahat, orang orang kaya dikalangan kamu itu sama kikir dan urusan kamu itu diserahkan kepada orang orang perempuan, maka dalam bumi lebih baik bagi kamu dari pada permukaan bumi ( lebih baik mati dari pada hidup). (Mau'izdah).
Dari Siti Aisyah radhiyallaahu ta'aala 'anhaa dari Nabi 'alaihish shalaatu Wassalaamu . '
Sifat dermawan itu bagaikan sebatang pohon yang pokok batangnya didalam sorga dan dahan dahannya menjolor memanjang didunia, barang siapa bergantung pada sebatang dahannya maka pohon itu menyebabkan dia sampai kesorga : dan sifat kikir itu bagaikan sebatang pohon yang pokok batangnya dineraka dan dahan dahannya menjolor memanjang didunia, barang Siapa bergantung pada sebatang dahannya, maka pohon itu menyebabkan dia sampai keneraka.
Nabi 'alaihish shalaatu ws was salaamu bersabda :
"Berdermalah kamu sekalian untuk diri kamu sendiri dan untuk orang yang telah mati dari antara kamu meskipun dengan seteguk air: apabila kamu sekalian tidak mampu memberikan derma, maka dengan sebuah ayat dari kitab Allah ( Al Qur-an ), kalau kamu masih juga tidak bisa berbuat (membaca) sedikitpun dari Al Qur-an, maka berdo'alah memohonkan ampunan dan rahmat untuk mereka: maka sungguh Allah telah menjanjikan kamu sekalian untuk dikabulkan": ( Hayaatul Quluubi ).
Dari Abi Hurairah radhiyallaahu ta'aalaa 'anhu berkata : "Nabi alaihish shalaatu wassalaamu bersabda :
“Barang siapa bershadaqah sebanding dengan sebutir kurma dari usaha yang baik / halal, dan Allah tidak akan menerima kecuali yang baik / yang halal, maka sesugguhnya Allah akan menerima shadaqah itu dengan tangan kananNya / dari sisi kananNya dan kemudian Dia akan menumbuhkannya bagi yang bershadaqah sebagaimana seseorang dari antara kamu menumbuhkan/membesarkan anak kudanya agar supaya menjadi seperti gunung"
Maksudnya, Allah membesarkan wujudnya korma dan memberikan "berkah serta menambahnya dengan fadhalNya sehingga menjadi berat timbangannya.
Kebenaran hads ini sesuai dengan ayat didalam surat Al Bagarah
"Allah menghapuskan riba", artinya, Allah menghilangkan berkahnya dan membinasakan harta yang didalamnya ada unsur riba dan Dia Allah tidak menerima perbuatan baik dari padanya.
( Wayurbish shadaqaati ) — "Dan Dia Allah menumbuhkan harta yang dishadaqahkan", artinya, Allah menambah harta itu, memberi berkahnya didunia ini serta melipat gandakan pahalanya diakhir kelak.
Pertanyaan :» Mengapa Allah menentukan pahala shadagqah lebih utama dari pada semua amal perbuatan ?"
Jawab » Karena memberikan / mengeluarkan harta itu lebih berat bagi seseorang dari pada amal perbuatan, dan tiap tiap amal yang lebih disukai, maka pahalanya akan lebih banyak.
Sebagai mana diriwayatkan dari Nabi 'alaihish shalaatu wassalaamu
” Afdhalul a' maali ahmazuhaa"”
"Amal yang paling utama lalah yang paling kuat”
Dan sebagaimana firman Allah ta'aalaa di surat Aly Imran,
“ “Lan tanualul birra”
"Tidak akan kamu sekalian peroleh kebaikan" artinya "Kamu sekalian tidak akan sampai kepada kebaikan yang haqiqi"
"Hattaa tunfiquu mimmaabtuhibbunna”
«Sehingga kamu sekalian membelanjakan / mendermakan dari sesuatu yang kamu senangi”, artinya, “Sehingga kamu sekalian memberikan shadaqah dari hartamu yang kamu senangi"..
"Wamaa tunfiquu min syai-in fa innallaaha bihi 'aliimun"
Apa apa yang kamu sekalian dermakan dari harta, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya” Artinya, Allah ta'aalaa Maha mengetahuinya dan akan membalasnya.
Dikeluarkan oleh M.J. dari Jabir radhiyallaahu anhu, bahwa ” Rasulullah shallallaahu ta'aalaa 'alaihi wa sallama berkhuthbah demikian :
"Hai manusia, tobatlah kamu sekalian kepada Allah ta'aalaa sebelum kamu mati, dan cepat cepatlah kamu sekalian berbuat yang shalih sebelum kamu sibuk serta hubungkanlah sesuatu yang ada antara kamu dan Tuhanmu dengan kamu memperbanyak dzikir/ingat kepada Allah ta'aalaa dan perbanyaklah memberi shadaqah baik dengan rahasia ataupun dengan terang terangan, niscaya engkau akan diberi rizki, akan ditolong dan akan dicukupi".
Dari nabi 'alaihish shalatu wassalaamu :
“Ash shadaqatu tasuddu sab' iina baaban minas suu-i"
“Shadaqah itu menutup tujuh puluh pintu kejahatan"
Shadagah itu ada empat macam pembalasannya !
1. Satu shadaqah dibalas dengan sepuluh, kali lipat.
2. Satu shadaqah dibalas dengan tujuh puluh kali lipat.
3. Satu shadaqah dibalas dengan tujuh ratus kali lipat.
4. Satu shadaqah dibalas dengan seribu kali lipat.
I. Adapun shadaqah yang dibalas dengan sepuluh kali lipat ialah shadaqah yang diberikan kepada para fakir miskin,
2, Adapun shadaqah yang dibalas dengan tujuh puluh kali lipat ialah shadaqah yang diberikan kepada sanak famili,
3. Shadaqah yang dibalas dengan tujuh ratus kali lipat ialah shadaqah yang diberikan kepada teman teman,
4. Adapun shadaqah yang dibalas dengan seribu kali lipat ialah shadagah yang diberikan kepada para penuntut ilmu.
Yang menguatkan hadits ini ialah firman Allah ta'aala di surat Al Baqarah :
"Matsalul ladziina yunfiquuna amwaalahum fii sabiilillaahi kamatsali habbatin anbatat sab'a sanaabila fii kulli sunbulatin miatu habbatin wallaahu yudhaa'ifu liman yasyaa-u wallaahu waasi'un 'aliimun",
“Perumpamaan orang orang yang mendermakan harta bendanya dijalan Allah, seperti ( orang yang menanam ) sebutir biji menumbuhkan tujuh untai dan tiap tiap untai terdapat seratus biji. Dan Allah akan melipat gandakan (pahala) bagi orang yang dikehendaki, dan Allah itu Maha Luas lagi Maha mengetahui". ,
Anas radhiyallaahu 'anhu berkata : "Nabi Muhammad alaihish shala tu wassalaainu bersabda :
"Man kaana lahu maalum falyatashaddaq bimaalihi, wa man kaana lahu 'ilmun falyatashaddaq bi'ilmihi, wa man kaana lahu quwwatun falyatashaddaq biquwwatihi' ( Jaami' ul Azhaari ).
"Barang siapa mempunyai harta supaya bershadaqah dengan hartanya, barang siapa mempunyai ilmu supaya bershadaqah dengan ilmunya dan barang siapa mempunyai kekuatan supaya bershadaqah dengan kekuatannya". (Jaami' ul Azhaari).
Dari Anas radhiyallaahu 'anhu juga berkata : "Kata Rasulullah shallallaahu ta'aala 'alaihi wa sallaama bersabda :
"Tetkala Allah ta'aalaa telah menciptakan bumi, maka bumi bergerak gerak. Kemudian Allah menciptakan gunung gunung dan diletakkannya diatas bumi sehingga bumi menjadi tetap diam. Para malaikat sama kagum terhadap kekuatan gunung gunung itu.
Para Malaikat bertanya : "Ya Tuhan, apakah dari makhluk Engkau ada yang lebih dahsyat dari pada gunung gunung.
Tuhan menjawab : "Ya ada, yaitu besi”.
Mereka bertanya : "Ya Tuhan, apakah dari makhluk Engkau ada yang lebih dahsyat dari pada besi ?"
Tuhan menjawab : "Ya ada, yaitu api".
Mereka bertanya : "Ya Tuhan, apakah dari makhluk Engkau ada yang lebih dahsyat dari pada api ?”.
Tuhan menjawab : "Ya ada, yaitu air”.
Mereka bertanya : "Ya Tuhan, apakah dari makhluk Engkau ada yang lebih dahsyat dari pada air ?".
Tuhan menjawab : "Ya ada, yaitu angin".
Mereka bertanya : "Ya Tuhan, apakah dari makhluk Engkau ada yang lebih dahsyat dari pada angin ?".
Tuhan menjawab : "Ya ada, yaitu anak turun Adam ( manusia ) yang memberikan suatu shadaqah dengan tangan kanannya sedang dia menyembunyikannya/merahasia kannya dari tangan kirinya, maka dia lebih dahsyat dari angin",
Dan adalah shadaqah yang seperti diterangkan tersebut itu lebih dahsyat dari pada angin yang dahsyat dari pada sesuatu sebelumnya. Karena shadaqah sirri / dengan rahasia itu bisa memadamkan api murka Tuhan yang tidak ada sesuatupun bisa menghadapinya.
Sebagai mana Allah ta'aalaa telah berfirman :
"Wa in tukhfuuhaa watu-tuuhal fuqaraa-a fahuwa khairun lakum"
"Dan apabila kamu sekalian merahasiakannya dan kamu berikan kepada para fakir, maka itu lebih baik bagimu".
Dengan sebab inilah orang orang salaf ( orang orang dahulu ) Sangat merahasiakan shadaqahnya dari kalayak ramai. Sehingga sementara mereka ada yang mencari sifakir yang buta, agar supaya tidak seorang pun yang mengetahui siapa yang memberinya Shadaqah. Ada juga dari antara mereka yang menalikan shadaqahnya pada sifakir yang sedang tidur, dan ada pula sementara mereka yang meletakkan shadaqahnya dijalan yang dilewati oleh sifakir agar supaya dia mengambilnya.
Mau' izdah / Nasihat :
Diceritakan, bahwa suatu masa panceklik (masa kesulitan hidup) telah menimpa Bani Israil: maka ada seorang fakir memasuki pintu rumah seorang kaya sambil mengucapkan : "Bershadaqahlah kamu sekalian dengan sepotong roti dengan ikhlas karena Allah ta' aalaa”. Pada waktu itu anak perempuan sikaya mengeluarkan roti yang masih panas/hangat dan diberikan kepada sifakir itu.
Tiba tiba datanglah sikaya ayahnya yang tercela itu, kemudian memotong tangan anak perempuannya.
Maka Allah ta'aalaa merobah keadaan hidupnya dan menghilangkan semua hartanya, sehingga sikaya itu menjadi fakir bahkan meninggal dunia dalam keadaan hina. Sedang anak perempuannya yang cantik itu meminta minta berkeliling kerumah rumah.
Pada suatu hari anak perempuan itu sampai dirumah seorang kaya dan ibu sikaya itulah yang keluar. Siibu itu melihat serta memperhatikan kecantikannya kemudian memasukkannya kedalam rumah dan bermaksud akan menjodohkan dengan anaknya.
Setelah dikawini oleh sikaya itu, siibu memberikan perhiyasan dan pakaian serta menghiyasinya kemudian menghidangkan makan malam. Pada waktu makan, anak perempuan itu mengeluarkan tangan kirinya.
Kata sisuami : "Sungguh aku telah mendengar bahwa orang fakir itu kurang tahu cara atau kurang sopan santun, maka keluarkanlah tanganmu yang kanan !"”.
Anak perempuan itu mengeluarkan tangannya yang kiri lagi. Sisuami mengulang ulangi suruhannya kepadanya.
Tiba tiba ada suara dari sudut rumah : "Keluarkanlah tanganmu yang kanan, hai hamba perempuanKu, sungguh engkau telah memberikan roti karena Aku, maka tidak ada halangan Aku memberikan tangan kepadamu",
Anak perempuan itu mengeluarkan tangannya yang sudah menjadi baik dengan kekuasaan Allah ta'aalaa dan makan bersama dengan suaminya.
Dan diceritakan juga, bahwa Bani Israil telah ditimpa oleh pacekelik yang dahsyat beberapa tahun dan berturut turut.
Ada seorang perempuan mempunyai sepotong roti dan sudah dimasukkan didalam mulutnya tinggal makan, tiba tiba ada seorang peminta minta yang mengundang-ngundang dipintunya dengan mengatakan : "Hanya bagi Allahlah sepotong roti itu".
Maka orang perempuan itu segera mengeluarkan roti yang sudah didalam mulut dan memberikannya kepada sipeminta minta itu. Kemudian perempuan itu keluar kepadang luas untuk mencari kayu dan bersamanya anaknya yang masih kecil. Maka datanglah seekor anjing hutan dan menyambar anak kecil itu terus pergi.
Terjadilah teriakan, dan siperempuan itu pergi mencari, mengikuti jejak anjing. Maka Allah ta'aalaa mengirim / mengutus Malaikat Jibrail dan mengeluarkan sianak kecil itu dari mulut anjing dan menyerahkannya kepada ibunya seraya berkata kepadanya : « "Wahai hamba Allah relakah en
gkau sepotong dengan sepotong ?"
(Demikian ditafsir Al Haqqy).
titanium flat irons
BalasHapus-Titanium Arrays™ – titanium vs platinum Precision High Definition Advanced Display Art - 1xbet login 3" titanium bolts LCD. -Titanium Design mokume gane titanium Studio. -Titanium Design Studio. mens titanium necklace
u402s2mvcqi813 vibrators,vibrating dildos,Discreet Vibrators,Panty Vibrators,dog dildo,dog dildo,wholesale sex toys,vibrators,dildos g019w6otnjg960
BalasHapusPosting Komentar